BMKG baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang cukup mengkhawatirkan mengenai potensi terjadinya gempa berkekuatan besar atau megathrust di Indonesia. Daryono, yang menjabat sebagai Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, menjelaskan bahwa potensi terjadinya gempa besar ini bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Menurutnya, potensi ini terlihat dari adanya seismic gap atau celah seismik yang terdapat di dua zona megathrust utama, yaitu Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut. Dua zona ini berada di wilayah yang dikenal sebagai zona subduksi, di mana lempeng tektonik bertemu dan menyebabkan tekanan yang bisa memicu gempa bumi besar.
Daryono mengungkapkan bahwa Megathrust Selat Sunda memiliki potensi untuk memicu gempa dengan kekuatan maksimal mencapai M 8,7. Sementara itu, di wilayah Megathrust Mentawai-Siberut, kekuatan gempanya diperkirakan bisa mencapai M 8,9. Angka-angka ini tentu menunjukkan betapa besarnya ancaman yang dapat ditimbulkan oleh gempa bumi di wilayah tersebut. Jika terjadi, gempa dengan kekuatan sebesar itu tidak hanya akan menyebabkan kerusakan yang luas, tetapi juga berpotensi memicu tsunami, yang bisa membawa dampak lebih jauh ke wilayah pesisir.
Dengan potensi gempa bumi besar yang mengintai, BMKG menekankan pentingnya untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan bencana di kawasan yang rawan gempa ini. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan memperkuat mitigasi bencana melalui pemantauan yang lebih intensif terhadap aktivitas seismik di sekitar wilayah Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut. BMKG juga secara rutin melakukan analisis dan pemutakhiran peta seismik Indonesia untuk memastikan bahwa informasi yang diberikan kepada masyarakat selalu akurat dan terkini.
Di sisi lain, BMKG juga mengimbau masyarakat, terutama mereka yang tinggal di dekat zona subduksi, untuk lebih memahami risiko yang ada dan selalu mengikuti peringatan dini BMKG. Kesiapsiagaan ini termasuk memahami jalur evakuasi, mempersiapkan tas darurat, serta mengikuti simulasi bencana yang sering dilakukan di daerah rawan. Penting bagi masyarakat untuk tidak mengabaikan ancaman ini, karena sejarah telah menunjukkan bahwa Indonesia, sebagai negara yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik, sering kali dilanda gempa bumi besar yang bisa memicu tsunami.
Selain itu, BMKG juga mengingatkan bahwa meskipun kita tidak bisa memprediksi kapan tepatnya gempa akan terjadi, memahami zona rawan gempa dan selalu waspada adalah kunci utama untuk mengurangi risiko dan dampak dari bencana alam ini. Dengan segala upaya mitigasi yang dilakukan, harapannya adalah agar masyarakat lebih siap dan tangguh dalam menghadapi ancaman megathrust, serta mampu melakukan langkah-langkah yang tepat saat gempa besar terjadi.
Baca juga : Buka Pendaftaran CPNS dan PPPK 2024: Cek Syarat dan Jadwalnya di Sini
Rekomendasi destinasi wisata unik terbaru 2023 di ...
Baca SelengkapnyaMasa Kecil Kurang Bahagia? Yuk, kita mainan playgr...
Baca SelengkapnyaRayakan tahun baru kamu bersama keluarga, teman, d...
Baca SelengkapnyaGak perlu ngeluarin duit kalau pergi ke 5 tempat w...
Baca SelengkapnyaExplorasi asyiknya nongkrong di Blok M dengan 10 r...
Baca SelengkapnyaYuk, menghabiskan akhir pekan dengan berenang di d...
Baca Selengkapnya