Blackout Terencana Jakarta pada 9 November 2024 Berhasil Kurangi Emisi Karbon Sebesar 66,49 Ton

Jakarta sukses mengurangi emisi karbon hingga 66,49 ton dalam pemadaman listrik terencana pada 9 November 2024, sebagai bagian dari upaya penghematan energi dan edukasi publik.

Table of Contents :

Pada tanggal 9 November 2024, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengadakan pemadaman listrik terencana di beberapa wilayah ibu kota. Tujuannya adalah untuk menghemat anggaran sekaligus mengurangi emisi karbon. Aksi ini berhasil memangkas emisi karbon sebesar 66,49 ton CO2, menurut data dari PLN Distribusi Jakarta Raya. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Asep Kuswanto, menyatakan bahwa angka pengurangan tersebut telah melebihi target awal yang diperkirakan. Pemadaman ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penghematan energi dan menekan emisi gas rumah kaca.

Pemadaman listrik ini diadakan dengan tujuan utama untuk mengedukasi masyarakat agar lebih sadar dalam menggunakan energi. Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 14 Tahun 2021 mengamanatkan pemadaman listrik terjadwal yang dilakukan tiga kali setahun guna mengurangi emisi karbon. Aksi ini sejalan dengan kegiatan peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2024. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berharap melalui aksi ini, masyarakat bisa lebih bijak dalam menggunakan energi, serta terinspirasi untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.

Selain dampak positif terhadap lingkungan, pemadaman listrik terencana ini juga berdampak pada efisiensi anggaran. Dengan pemadaman selama satu jam yang menghemat 83 MWh listrik, Dinas Lingkungan Hidup Jakarta menghemat anggaran sebesar Rp 120,263,708. Asep menyebutkan bahwa anggaran ini dihitung berdasarkan tarif listrik Rp1,447.00 per KWh. Langkah ini menunjukkan bahwa inisiatif penghematan energi tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi anggaran daerah.

Baca juga: Target Penjualan Otomotif Indonesia Direvisi Turun di Tengah Melemahnya Pasar

Dalam pelaksanaannya, pemadaman listrik dilakukan di berbagai bangunan dan area ikonik di Jakarta. Beberapa lokasi yang dilibatkan dalam aksi ini antara lain kantor-kantor pemerintahan provinsi (kecuali fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan klinik), jalan-jalan protokol, serta landmark terkenal seperti Balai Kota, Monumen Nasional (Monas), Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Bundaran Hotel Indonesia, dan Patung Jenderal Sudirman. Pemadaman di area-area ini diharapkan mampu menarik perhatian publik untuk semakin sadar akan pentingnya upaya kolektif dalam mengurangi emisi karbon.

Sepanjang tahun 2024, Dinas Lingkungan Hidup Jakarta telah mengadakan pemadaman listrik terencana sebanyak tiga kali. Pemadaman pertama pada 27 April 2024 berhasil menghemat 83 MWh listrik dan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 70,67 ton CO2. Aksi pemadaman berikutnya pada 29 Juni 2024 menghasilkan penghematan listrik sebesar 69 MWh dan mengurangi emisi karbon sebanyak 59,03 ton CO2, dengan penghematan anggaran sekitar Rp100,336,598.

Pemadaman terbaru pada 9 November 2024 menghemat 83 MWh listrik, dengan pengurangan emisi karbon sebesar 66,49 ton CO2 dan penghematan biaya mencapai Rp120,263,708. Rangkaian aksi ini menunjukkan konsistensi pemerintah dalam upaya mendorong penggunaan energi yang lebih efisien di kalangan masyarakat Jakarta.

Baca juga: 7 Rekomendasi Spot Brunch Paling Hits di Jakarta

Selain manfaat langsung dari penghematan energi dan pengurangan emisi karbon, pemadaman terencana ini juga diharapkan dapat menciptakan dampak jangka panjang yang positif bagi lingkungan hidup Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berharap agar upaya ini mampu menginspirasi warga untuk mengadopsi gaya hidup hemat energi, baik di tempat tinggal maupun di tempat kerja. Selain itu, aksi ini menjadi bagian dari kampanye berkelanjutan untuk menekan polusi udara di ibu kota.

Dengan pelaksanaan pemadaman listrik ini, Dinas Lingkungan Hidup Jakarta menunjukkan komitmennya dalam bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintahan dan masyarakat. Melalui langkah-langkah ini, Jakarta bisa menjadi contoh kota besar yang peduli akan isu perubahan iklim dan berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.